Liam and his lovers.
Nggak pernah terbayangkan sama sekali awalnya Liam bisa memiliki dua kekasih seperti saat ini. Tidak pernah disangkanya, acara me time-nya dulu bisa membawanya bertemu dengan sepasang kakak-beradik itu. Waktu itu Liam masih berada di semester lima, lumayan pusing karena kuliah dan tugas yang sepertinya tidak berhenti mengalir, juga ia yang harus mencari pekerjaan part time untuk tambahan biaya hidupnya sebab Liam dapat beasiswa di kampusnya sekarang.
Liam putuskan untuk pergi berjalan-jalan ke taman kota saat itu, sebelumnya ia sudah membeli beberapa camilan untuk dinikmati sembari melepaskan stress dengan melihat banyak orang berlalu-lalang.
Yang tak terduga, ia malah harus terlibat dengan dua pria dewasa (asumsinya) yang sedang cek-cok di sana. Ia dititipi seekor anak anjing berwarna putih sebab pemiliknya sibuk adu mulut, entah apa yang dibicarakan dua pria itu Liam tidak mau tahu.
“Kan udah gue bilang sih, Bang jangan iyain Oma buat dateng ke acara itu. Capek gue dijodohin mulu, emang lo gak capek apa?”
Oh… Masalah orang kaya, lirih Liam dalam hati saat tak sengaja dengar sebab si pria yang memiliki rambut lebih pendek itu mengucapkannya dengan agak keras.
“Ya capek, tapi gimana dong? Gue gak tega nolak Oma.”
Kembali acuh dan Liam sibuk mengelus dagu si anjing kecil ini. Anjingnya lucu, kecil dan sangat manja. Membuat Liam setidaknya terhibur akan kegemasannya, sebab si anjing itu kini sedang mendusal pada perutnya.
Dan entah berapa lama Liam sibuk sendiri dengan si anjing kecil, sampai tak sadar jika pemiliknya kini sudah selesai dengan acara berdebat mereka. Malahan sibuk menatap Liam yang tertawa kecil saat anjing milik mereka itu menjilati telapak tangan Liam. Tanpa berkedip, seolah terpana akan Liam.
“Cantik…”
“Dia mau gak ya dibawa ke acara Oma?”
Ide gila dari si pria berambut lebih pendek alias Marvin lah yang membawa ketiganya memiliki hubungan sampai sekarang.
Seandainya saat itu Marvin dan kembarannya Maven itu tidak menitipkan si cantik Luna (nama anjing mereka), keduanya tidak akan pernah merasakan bagaimana rasanya berbagi kekasih untuk satu sama lain, tentu dengan terms and conditions sehingga hubungan ketiganya awet sampai Liam sudah berada di semester akhirnya.
Kaluarganya? Iya-iya saja saat Maven dan Marvin membawa si manis Liam ke acara sang Oma. Liam pun sempat keheranan karena kenapa bisa dirinya yang orang biasa saja ini diterima dengan baik oleh keluarga si kembar? Dan pertanyaannya itu terjawab saat usia hubungan mereka berjalan tiga bulan. Dulu, ternyata mendiang Opa si kembar itu juga memiliki istri lain dan sang Oma pun sepakat asal mendiang Opa tidak berat sebelah dengan istri barunya. Pun memang sedari dulu keluarga si kembar tak pernah menentang bagaimana pasangan dari anak-cucunya. Asal semuanya bahagia, maka tak akan ada masalah.
Liam yang diceritakan hanya melongo serta berkedip lucu kebingungan. Membuat dua kekasihnya itu gemas dan menghujaninya dengan ciuman di pipi.
Kumon memang benar, dunia ini penuh dengan kejutan.