After a long tiring day.

Asmaraloka.
3 min readOct 16, 2023

--

part of idol-roommates universe

Mobil yang membawa keduanya begitu hening. Hanya ada Wonwoo yang bersandar pada bahu lebar Mingyu sembari memainkan jemari kekasihnya yang begitu besar jika dibandingkan dengan miliknya itu. Wonwoo cubit kecil buku jari Mingyu, menggambar pola abstrak pada telapak Mingyu. Jari-jarinya yang tenggelam dibalik cardigannya itu membuatnya semakin terlihat lucu, seperti anak kecil yang tengah merayu untuk dibelikan permen. Ulahnya itu pun membuat Mingyu terkekeh gemas, maniknya menatap si lucu, senyum pun tak tertinggal dari sudut bibir Mingyu.

“Kenapa sih? Mau apa, babe?”

“Hmmm…” Wonwoo menggumam pelan sebelum mendekatkan bibirnya pada telinga mingyu, “Sampai rumah mau cium… Boleh?” bisiknya pelan.

“Mentang-mentang pileknya udah sembuh ya?” nada mengejek itu membuat Wonwoo mencubit telapak tangan Mingyu kesal. “Halah kamu juga seneng kan? Inget tuh aku, waktu kamu ngomelin aku biar bibirku gak nyentuh botolnya pas minum di live kemarin, padahal habis itu juga kamu cium aku!”

Mingyu terbahak, digigitnya gemas pipi yang terlihat semakin gembil itu, membuat si empu menjerit sakit juga kesal. Tingkah keduanya membuat sang manajer yang tengah mengemudi pun tertawa.

“Tuh kamu diketawain tuh sama kakak manajernya.”

“Miguuuuu!”

“Pantes betah serumah bertahun-tahun ya, Gyu? Lucu gitu Wonwoonya hahahaha.”

“Iya, Kak. Kalau gak lucu sih udah aku tinggal sendiri.”

Wonwoo hanya bisa mendengus mendengar ucapan dua lelaki ini.

“Cih, kayak yang tega aja.” nada Wonwoo terdengar mencibir, membuat kedua lelaki yang berada di dalam mobil yang sama dengannya pun tertawa lagi. Wonwoo semakin merajuk.

“Udah sampai tuh. Istirahat ya kalian, jangan bablas. Besok padet!”

Ucapan agak frontal dari manajernya itu membuat Wonwoo bersemu malu. Terburu ia buka pintu setelah mengucapkan terima kasih dan selamat malam lalu bergegas menuju lift yang ada di basement untuk naik ke lantai di mana rumah keduanya berada. Mingyu mengikutinya setelah melempar cengiran pada sang manajer, tak lupa juga dengan terima kasihnya.

Setelah menutup pintu apartemennya, Mingyu buru-buru menyusul Wonwoo yang sudah di kamar mereka. Wonwoo duduk di pinggiran ranjang dengan ponsel yang ada di tangan pun acuh ketika Mingyu sudah berada tepat di depannya.

“Kamu ngambek beneran?” tanya Mingyu. Wonwoo hanya menggeleng namun kentara sekali si manis itu jika sedang kesal sungguhan.

“Nggak jadi cium?” lagi Mingyu bertanya.

Wonwoo lempar ponselnya ke sisi kasur. Mendongak menatap Mingyu dengan bibir yang mencebik lucu.

“Kamu cantik banget hari ini, pantes carat banyak yang bilang tadi,” diusapnya pelan surai Wonwoo, ibu jarinya semakin turun hingga menyentuh bibir kekasihnya.

“Emang biasanya enggak?”

“Cantik, kamu selalu cantik di mataku. But today you look happier and because of that, you look even more prettier, babe. Kamu banyak ketawa hari ini, sadar gak?” Wonwoo mengangguk pelan. Sedang ibu jari yang tadi berhenti di depan bibirnya itu kini merangsek masuk, menekan lidah Wonwoo yang masih terus menatap lurus pada mata Mingyu. Seolah tenggelam di dalam manik kelam itu, Wonwoo bergeming.

Mingyu dekatkan wajahnya, mengecup sudut bibir kekasihnya dan perlahan menarik ibu jarinya yang sempat bersarang di dalam mulut Wonwoo.

“Omonganku tadi cuma bercanda, sayang. Mau kamu kayak gimanapun, aku cuma mau tinggal sama kamu dan gak akan ninggalin kamu sendirian. Aku mau habisin waktuku sama kamu, lihat kamu dari bangun tidur bahkan sampai mau tidur lagi, aku mau terus bikin masakan yang enak buat kamu, bikin ramyun kesukaan kamu itu, suapin kamu waktu lagi main game sampai lupa makan, dengar cerita-cerita kamu di setiap harinya, bahkan cek-cok hal yang gak penting — aku mau lakuin semua hal sama kamu.”

“Migu…”

“Hm?”

“I love you…”

Senyum itu begitu manis ketika mendengar Wonwoo mengucapkan tiga kata yang jarang ia dengar secara langsung. Hatinya penuh. Pernyataan yang sederhana namun bisa Mingyu rasakan keseriusannya, ketulusannya. Mingyu terlampau senang. Dikecupnya bibir tebal Wonwoo, lalu menjalar ke kedua pipi juga kening kekasihnya, Mingyu curahkan semua rasa sayangnya melalui kecup lembut yang ia tabur.

Lengannya dikalungkan begitu Mingyu melumat bibir bawahnya. Wonwoo menarik Mingyu agar lebih dekat dengannya, membuat ciuman keduanya semakin dalam dan dalam lagi. Saling mencumbu tanpa terburu, menyecap rasa masing-masing yang masih saja candu. Wonwoo dan Mingyu tenggelam, menyatu padu, meleburkan sayang jadi satu, membuang penat setelah seharian diburu waktu.

--

--

Asmaraloka.
Asmaraloka.

Written by Asmaraloka.

Imajinasi yang tertuang menjadi kata; menyatu membentuk sebuah cerita. Apa yang ada di sini, jangan diambil hati, ya?

No responses yet